![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBFuGG9iJaSx25OqFs2wUpUnbL609rd7yNdwJ1Webm1uAv5Bwa_nsiLy2Rp9xU2fCNBwgfr8Zv9QV_Oe_UmTx2sfu9GbfbAy0zWPMO8sbazbvxwg1sVb6sbVwgbrYtivH6S8nvyDbaB8G7/s1600/daging-sapi.jpg)
Proses penggemukan hewan ternak dilakukan dengan obat-obatan kimia, hal ini jelas tidak sehat. Industri daging juga berkontribusi pada terjadinya pemanasan global. Artinya adalah pola makan kita harus cepat diubah. Kurangi banyak konsumsi daging, dan perbanyak menu nabati. Memang sulit mengubah kebiasaan masyarakat yang telanjur suka dengan daging dan menempatkan daging sebagai makanan bergengsi. Daging itu tak perlu dikonsumsi (karena tubuh tak membutuhkan) dan manusia bisa hidup sehat hanya dengan makan sayur dan buah (tumbuhan).
Saat ini masyarakat memang seakan terus digiring oleh pasar konsumen besar dan iklan-iklan untuk gemar memakan daging, terutama dengan hadirnya restoran-restoran fast food yang mudah sekali ditemui karena bertebaran dimana-mana. Kita kerap terlupa ketika dihadapi pilihan makanan dari olahan daging, darimana asal daging tersebut, lupa bahwa hewan ternak itu digemukkan dengan zat kimia, lupa bahwa daging itu sumber penyakit, lupa bahwa sudah banyak orang jatuh sakit akibat kebanyakan makan daging dan juga jeroan. Dan parahnya, industri sekarang menggiring masyarakat terutama anak-anak untuk banyak mengkonsumsi daging. Kita sebagai penentu pilihan makanan mana yang bermanfaat bagi kita (juga untuk keluarga ), hendaknya memutuskan apa yang perlu mengkonsumsi daging atau tidak.
0 komentar:
Post a Comment