Tuesday, May 3, 2011

Demam Pada Anak

Demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi atau masuknya zat asing ke dalam tubuh. Seseorang dikatakan mengalami demam apabila suhu badan lebih dari 37,8 derajat Celcius. Apabila mengalami demam, harus diwaspadai adanya penyakit yang sedang menyerang tubuh. Dengan mengetahui penyebab demam akan sangat membantu menentukan pengobatan bagi penderita.

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (diluar rongga kepala). Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak yang biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi yang berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk. Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam.

Tentang kejang demam:
  1. Umum ditemui pada anak-anak dalam rentang usia 3 bulan hingga 6 tahun. Lebih detail; 2-4% pada usia dibawah 5 tahun, 4% pada 6 bulan pertama kelahiran, 90% diantara 6 bulan hingga 3 tahun, dan 6% pada usia diatas 3 tahun.
  2. Kejang demam terjadi dalam waktu singkat, umumnya pada rentang waktu dibawah 15 menit. Lebih detail; 78% dialami kurang dari 6 menit, 50% terjadi dibawah 3 menit. sekitar 5% terjadi diatas 30 menit. Diatas rentang waktu 15 menit, serangan tersebut perlu diwaspadai, karena tergolong serangan kompleks yang bisa terjadi lebih dari 1 kali dalam kurun waktu 24 jam.
  3. Kejang terjadi bersamaan dengan kenaikan suhu badan (demam) yang tinggi dan cepat hingga mencapai suhu luar tubuh 38 derajat Celcius atau lebih.
  4. Wujud kejang dapat berupa (bola) mata berbalik ke atas disertai kekakuan atau kelemahan. Atau, terjadi gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan pada anggota gerak.
  5. Untuk kasus kejang demam kompleks, biasanya penderita memiliki kelainan neurologis dan atau memiliki riwayat kejang bahkan epilepsi dalam keluarganya
  6. Penderita biasanya akan tidur pulas atau nyenyak setelah mengalami kejang demam.
  7. Secepatnya menurunkan panas badan adalah hal utama menghindari kejang.
  8. Longgarkan pakaian yang ketat atau yang berbahan dasar dengan sifat memerangkap panas.
  9. Gunakan kompres air hangat dan perbanyak minum air putih untuk merangsang turunnya panas badan penderita, hindari penggunaan air dingin dan kompres alkohol. Obat penurun panas dapat pula digunakan bila dibutuhkan.
  10. Hindari penggunaan kopi sebagai anti kejang, gunakan obat pencegah kejang yang diberikan lewat dubur jika penderita tidak dapat mengkonsumsi obat.
  11. Bila terjadi kejang, jangan menahan gerakan-gerakan anak seperti memegangi tangan atau kakinya. Segera miringkan anak apabila kejang telah berhenti.
  12. Keadaan ini tidak identik dengan epilepsi, dimana serangan kejang terjadi berulang-ulang tanpa demam. Ada sekitar 15% kasus epilepsi yang didahului dengan gejala kejang demam. Namun, kurang dari 5% anak kejang demam berkembang menjadi epilepsi.
  13. Tetap monitor suhu tubuh penderita selama 16 hingga 24 jam sejak awal serangan. Karena kemungkinan serangan ulang masih mengintainya.
  14. Tetap tenang dan tidak panik saat menghadapi gejala dan serangan kejang demam yang terjadi pada penderita.
Kejang demam yang banyak dialami anak balita yang memiliki sifat bawaan mudah mendapatkan gangguan kesehatan tersebut. Tidak seperti epilepsi, pencetus kejang demam pada umumnya demam tinggi. Bila kejang demam terjadi, tenanglah. Namun bila serangan itu berlanjut lebih dari lima menit, segeralah mencari bantuan dokter. Orangtua disarankan tetap waspada terhadap kemungkinan serangan kejang demam. Kalau serangan datang, orang tua hendaknya tetap tenang.

0 komentar:

 

Followers

© 3 Columns Newspaper Copyright by Note of Diary | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks